Adalah seorang ibu guru Bahasa Inggris yang mengabarkan kepada kita adanya keajaiban-keajaiban membaca. Ibu guru tersebut bernama Mary Leonhardt. Mary banyak menulis buku tentang bagaimana menanamkan kecintaan membaca pada anak-anak. Karya-karyanya, antara lain, 99 Ways to Get Kids to Love Reading: And 100 Books They'll Love, Keeping Kids Reading: How to Raise Avid Readers in the Video Age, dan How to Teach a Love of Reading Without Getting Fired. Sebelum menulis buku-buku tersebut Mary menulis buku Parents Who Love Reading, Kids Who Don’t. Di buku disebut terakhir inilah Mary mengabarkan adanya sebuah penelitian tentang membaca yang menghasilkan keajaiban-keajaiban membaca.
Penelitian tentang membaca yang dikabarkan oleh Mary tersebut dilakukan oleh seorang ahli linguistik bernama Dr. Stephen D. Krashen. Hasil penelitian Dr. Krashen kemudian dihimpun dalam sebuah buku dengan judul The Power of Reading: Insights from the Research. Menarik sekali mencermati apa yang disampaikan oleh Dr. Krashen tentang dampak membaca terhadap para pelaku membaca.
Menurut penelitian Dr. Krashen, apabila anak-anak dapat menjalankan kegiatan membaca secara meyenangkan, anak-anak itu akan memperoleh—secara tidak sengaja dan tanpa usaha yang dilakukan dengan sadar—hampir semua hal yang disebut sebagai “keterampilan kebahasaan”. Anak-anak itu akan menjadi pembaca yang andal. Anak-anak itu juga akan memperoleh banyak kosakata, memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan memahami dan menggunakan susunan kalimat majemuk, serta menulis dengan gaya yang bagus.
Secara tegas, riset Dr. Krashen ini menunjukkan betapa membaca sangat terkait dengan menulis. Inilah salah satu unsur kedahsyatan membaca itu. “Hasil-hasil riset dengan jelas menunjukkan bahwa seseorang belajar menulis lewat membaca,” tulis Dr. Krashen. Dr. Krashen kemudian membeberkan beberapa penelitian, misalnya yang dilakukan oleh Elley dan Mangubhai (1983) dan McNeil (1976). Menurut penelitian tersebut, anak-anak yang berpartisipasi dalam program membaca secara menyenangkan dapat menulis dengan lebih baik. Penelitian Kimberling (1988) juga membuktikan bahwa orang-orang yang bacaannya semakin banyak, tulisannya pun akan semakin membaik.
Senada dengan Dr. Krashen, Jordan E. Ayan, pakar teknologi kreativitas dan inovasi, penulis buku AHA! 10 Ways to Free Your Creative Spirit and Find Your Great Ideas, mengungkapkan risetnya bahwa membaca sangat bermanfaat untuk membangkitkan potensi kreativitas di dalam diri seseorang. ”Membaca akan menambah perbendaharaan kata dan pengetahuan akan tatabahasa dan sintaksis,” tulis Ayan. ”Membaca juga akan mengenalkan banyak sekali ragam ungkapan kreatif sehingga mempertajam kepekaan linguistik dan kemampuan menyatakan perasaan,” lanjut Ayan.
Sementara itu, Barbara K. Given, penulis buku Teaching to the Brain Natural Learning System, secara menarik, mengungkapkan dampak membaca bagi orang dewasa dan anak-anak. Menurut Given, bagi anak-anak, membaca akan mengembangkan perbendaharaan kata dan koneksi-koneksi baru pada sistem auditifnya. Bagi orang dewasa, membaca adalah semacam latihan mental untuk mempelajari hal-hal baru, sekaligus mengembangkan lima sistem belajar: emosional, sosial, kognitif, fisikal, dan reflektif.
Dengan membaca, kita mengembangkan kemampuan empati kita untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain; memasuki ruang sosial dan berinteraksi dengan pelbagai dunia baru yang lebih luas; menajamkan kemampuan memecahkan persoalan; mendorong perencanaan untuk melakukan tindakan-tindakan produktif; dan membangkitkan rasa ingin tahu untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen.[]